PROPOSAL
EVALUASI PROSES PENAMBAHAB JAM PELAJARAN
DI SMP BOPKRI GODEAN
Disusun
untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah Evaluasi Proses dan Hasil Belajar
Dosen pengampu: Dra.MM Endang Susetiyawati, M.Pd.
Disusun
oleh:
Nama : JURYANTI
MPM : 09144100041
Kelas : 5A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI
YOGYAKARTA
TAHUN 2010/201
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil‘alamin,
tiada kata lain yang patut untuk kami ungkapkan selain ucapan syukur kepada
Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, kesehatan dan kemampuan kepada kami
sehingga tugas proposal
ini dapat selesai dengan baik dan tepat pada waktunya.
Shalawat dan
salam semoga selalu dilimpahkan kepada baginda Muhammad SAW, para sahabat dan seluruh
keluarga beliau sertra para pengikut beliau hingga akhir zaman.
Selama
penyusunan makalah ini, penulis telah mendapat bantuan dari berbagai pihak,
terutama dari Dra.MM Endang Susetiyawati, M.Pd. selaku dosen pengasuh
mata kuliah Evaluasi Proses dan Hasil
Belajar.
Serta ucapan terima kasih juga penulis persembahkan kepada semua pihak yang
baik secara langsung ataupun tidak langsung ikut terlibat dalam penyelesaian proposal ini.
Akhirnya, mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan
kekhilafan.kami mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun guna lebih
menyempurnakan proposal kami selanjutnya.
Yogyakarta, 04 November 2011
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR
ISI........................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang .................................................................................1
B.
Tujuan
Evaluasi.................................................................................1
C.
Sasaran
Evaluasi................................................................................2
D.
Rumusan
Masalah..............................................................................2
BAB
II : PEMBAHASAN
A.
Landasan
Teori...................................................................................3
1.
Program
Penambahan Jam Pelajaran............................................3
2.
Model
CIPP..................................................................................4
B.
Desain
Evaluasi Proses Pembelajaran.................................................9
C.
Instrumen
Penilaian............................................................................11
1.
Lembar
Observasi.........................................................................11
2.
Angket..........................................................................................13
BAB III : PENUTUP
A.
Kesimpulan........................................................................................15
B.
Saran..................................................................................................15
DAFTAR
PUSTAKA.........................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara formal, pendidikan diselengarakan disekolah.
Hal itu sering dikenal dengan pengajaran
dimana proses belajar mengajar yang melibatkan banyak faktor baik pengajar, pelajar,
bahan/materi, fasilitas maupun lingkungan. Karena banyaknya hambatan dalam proses belajar mengajar
pada saat jam efektif, maka sekolah mengadaan program penambahan jam pelajaran,
begitu juga yang di lakukan SMP POBKRI GODEAN. Terutama untuk siswa-siswa kelas
IX.
Program
penambahan jam pelajaran dilaksanakan tidak hanya untuk
kesenangan atau bersifat mekanis saja tetapi mempunyai misi atau tujuan bersama. Misi dan tujuan diadakan program penambahan jam belajar
di SMP POBKRI GODEAN terutama untuk kelas IX yaitu:
·
Untuk
mempersiapkan siswa menghadapi UN.
·
Untuk
menambah wawasan siswa terhadap materi pelajaran yang akan di UN-kan.
·
Untuk
melatih siswa dalam memecahkan masalah-masalah.
·
Untuk
menekan angka ketidak lulusan saat mengikuti UN.
B. Tujuan
Evaluasi
Evaluasi proses untuk mengetahui terlaksananya Program Penambahan Jam
Pelajaran secara efektif dalam persiapan UN di SMP BOPKRI GODEAN.
1. Menilai secara nyata , terlaksananya
Program Penambahan Jam Pelajaran secara efektif dalam persiapan UN dengan
tujuan, situasi dan kondisi kegiatan pembelajaran di SMP BOPKRI GODEAN .
2. Menilai secara input, kesiapan Siswa
dan pengajar sudah siap untuk melaksanakan program tersebut , serta kesiapan
fasilitas dan institusi pendukung pelaksanaan Program Penambahan Jam Pelajaran.
3. Menilai secara process, konsistensi
implementasi proses pembelajaran sesuai dengan program penambahan jam pejaran
4. Menilai secara product, pencapaian
sasaran yang diajukan dalam proposal proses pembelajaran dalam program
penambahan jam pelajaran.
C.
Sasaran Evaluasi
Sasaran dari evaluasi proses penambahan jam pelajaran ini
adalah siswa kelas IX dan guru SMP
BOPKRI GODEAN.
D.
Rumusan Masalah
Untuk
mengetahui terlaksananya program penambahan jam pelajaran di SMP BOPKRI GODEAN
secara efektif, serta strategi yang digunakan pada program penambahan jam
pelajaran ini.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Landasan Teori
1.
Program Penambahan Jam Pelajaran.
Program penambahan
jam pelajaran adalah program yang dilakukan untuk menambah pengetahuan siswa
berdasarkan kebijakan sekolah. Program penambahan jam pelajaran ini dilaksanakan pada siang hari
setelah KBM selesai. Mata pelajaran yang ditambahkan yaitu semua mata pelajaran
yang akan diujikan dalam Ujian Nasional. Diharapkan penambahan jam pelajaran
ini dapat meningkatkan prestasi peserta didik dalam belajar dengan memberikan
kualitas pembelajaran yang lebih sesuai. Serta membantu dan memberikan perhatian yang khusus bagi
peserta didik yang lambat agar menguasai standar kompetensi maupun kompetensi
dasar serta memberi program pengayaan bagi peserta didik yang mencapai
ketuntasan belajar lebih awal.
penambahan jam belajar itu dilakukan empat kali
dalam seminggu dan dilakukan di luar jam belajar regular. Persiapan menghadapi UN memang sengaja
lakukan jauh-jauh hari. Hal ini supaya siswa memiliki persiapan yang cukup,
sehingga bisa mengerjakan soal yang keluar pada UN nanti.
Materi-materi
yang diberikan pada pelajaran tambahan tersebut yaitu contoh soal-soal UN tahun
lalu dan beberapa materi yang dibuat guru sesuai dengan kisi-kisi. Dengan
adanya persiapan yang dilakukan sejak dini, diharapkan siswa tidak terbebani dengan UN, sehingga
secara psikologis siswa tidak memiliki rasa ketakutan untuk menghadapinya.
Selain itu, guru
juga menganjurkan kepada siswa agar bisa mencari latihan-latihan soal dari
internet. Karena dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, siswa bisa
mendapat tambahan ilmu pengetahuan tidak hanya di bangku sekolah saja.
2.
Model CIPP
Dalam mengevaluasi program
penambahan jam pelajaran penulis memilih model CIPP. Model
CIPP adalah model evaluasi yang memandang program yang dievaluasi sebagai
sebuah sistem. Model evaluasi CIPP dalam pelaksanaannya lebih banyak digunakan
oleh para evaluator, hal ini dikarenakan model evaluasi ini lebih komprehensif
jika dibandingkan dengan model evaluasi lainnya. Model evaluasi ini
dikembangkan oleh Daniel Stuffleabem, dkk (1967) di Ohio State University.
Model evaluasi ini pada awalnya digunakan untuk mengevaluasi ESEA (the
Elementary and Secondary Education Act). CIPP merupakan singkatan dari :
Context Evaluation : Evaluasi terhadap konteks
Input Evaluation : Evaluasi terhadap masukan
Process Evaluation : Evaluasi terhadap proses
Product Evaluation : Evaluasi terhadap hasil
Keempat kata yang disebutkan dalam singkatan CIPP merupakan sasaran evaluasi, yang tidak lain adalah komponen dari proses sebuah program kegiatan.
Context Evaluation : Evaluasi terhadap konteks
Input Evaluation : Evaluasi terhadap masukan
Process Evaluation : Evaluasi terhadap proses
Product Evaluation : Evaluasi terhadap hasil
Keempat kata yang disebutkan dalam singkatan CIPP merupakan sasaran evaluasi, yang tidak lain adalah komponen dari proses sebuah program kegiatan.
Model CIPP berorientasi pada suatu keputusan (a
decision oriented evaluation approach structured). Tujuannya adalah untuk
membantu administrator (kepala sekolah dan guru) didalam membuat keputusan.
Menurut Stufflebeam, (1993 : 118) dalam Eko Putro Widoyoko mengungkapkan bahwa,
“ the CIPP approach is based on the view that the most important purpose of
evaluation is not to prove but improve.” Konsep tersebut ditawarkan oleh
Stufflebeam dengan pandangan bahwa tujuan penting evaluasi adalah bukan
membuktikan, tetapi untuk memperbaiki.
Berikut ini akan di bahas komponen atau dimensi model
CIPP yang meliputi, context, input, process, product.
a. Context Evaluation (Evaluasi
Konteks)
Stufflebeam (1983 : 128) dalam Hamid Hasan
menyebutkan, tujuan evaluasi konteks yang utama adalah untuk mengetahui kekutan
dan kelemahan yang dimilki evaluan. Dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan
ini, evaluator akan dapat memberikan arah perbaikan yang diperlukan. Suharsimi
Arikunto dan Cepi Safrudin menjelaskan bahwa, evaluasi konteks adalah upaya
untuk menggambarkan dan merinci lingkungan kebutuhan yang tidak terpenuhi,
populasi dan sampel yang dilayani, dan tujuan proyek. Dalam hal ini suharsimi
memberikan contoh evaluasi program makanan tambahan anak sekolah (PMTAS) dalam
pengajuan pertanyaan evaluasi sebagai berikut :
a) Kebutuhan
apa saja yang belum terpenuhi oleh program, misalnya jenis makanan dan siswa
yang belum menerima ?
b) Tujuan
pengembngan apakah yang belum tercapai oleh program, misalnya peningkatan
kesehatan dan prestasi siswa karena adanya makanan tambahan ?
c) Tujuan
pengembangan apakah yang dapat membantu mnegembangkan masyarakat, misalnya
kesadaran orang tua untuk memberikan makanan bergizi kepada anak-anaknya ?
d) Tujuan-tujuan manakah yang paling mudah
dicapai, misalnya pemerataan makanan, ketepatan penyediaan makanan ?
b. Input Evaluation
(Evaluasi Masukan)
Tahap kedu dari model CIPP adalah evaluasi input,
atau evaluasi masukan. Menurut Eko Putro Widoyoko, evaluasi masukan membantu
mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternative apa yang
diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai tujuan, dan bagaimana prosedur
kerja untuk mencapainya. Komponen evaluasi masukan meliputi : 1) Sumber daya
manusia, 2) Sarana dan peralatan pendukung, 3) Dana atau anggaran, dan 4)
Berbagai prosedur dan aturan yang diperlukan. Dalam hal ini
pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan pada tahap evaluasi masukan ini
adalah :
a) Apakah
makanan yang diberikan kepada siswa berdampak jelas pada perkembangan siswa ?
b) Berapa orang siswa yang menerima dengan
senang hati atas makanan tambahan itu ?
c) Bagaimana reaksi siswa terhadap pelajaran
setelah menerima makanan tambahan?
d) Seberapa tinggi kenaikan nilai siswa setelah menerima makanan tambahan ?
Menurut
Stufflebeam sebagaimana yang dikutip Suharsimi Arikunto, mengungkapkan bahwa
pertanyaan yang berkenaan dengan masukan mengarah pada pemecahan masalah yang mendorong
diselenggarakannya program yang bersangkutan.
C . Process
Evaluation (Evaluasi Proses)
Worthen & Sanders (1981 : 137) dalam Eko Putro
Widoyoko menjelaskan bahwa, evaluasi proses menekankan pada tiga tujuan : “ 1)
do detect or predict in procedural design or its implementation during
implementation stage, 2) to provide information for programmed decision, and 3)
to maintain a record of the procedure as it occurs “.
Evaluasi proses digunakan untuk menditeksi atau
memprediksi rancangan prosedur atau rancangan implementasi selama tahap
implementasi, menyediakan informasi untuk keputusan program dan sebagai rekaman
atau arsip prosedur yang telah terjadi. Evaluasi proses meliputi koleksi data
penilaian yang telah ditentukan dan diterapkan dalam praktik pelaksanaan
program.
Pada dasarnya evaluasi proses untuk mengetahui sampai
sejauh mana rencana telah diterapkan dan komponen apa yang perlu diperbaiki.
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, evaluasi proses dalam model CIPP menunjuk
pada “apa” (what) kegiatan yang dilakukan dalam program, “siapa” (who)
orang yang ditunjuk sebagai penanggung jawab program, “kapan” (when)
kegiatan akan selesai. Dalam model CIPP, evaluasi proses diarahkan pada
seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan didalam program sudah terlaksana
sesuai dengan rencana. Oleh Stufflebeam diusulkan pertanyaan-pertanyaan untuk
proses sebagai berikut :
a) Apakah pelaksanaan program sesuai dengan
jadwal ?
b) Apakah staf yang terlibat didalam
pelaksanaan program akan sanggung menangani kegiatan selama program berlangsung
dan kemungkinan jika dilanjutkan ?
c) Apakah sarana dan prasarana yang
disediakan dimanfaatkan secara maksimal ?
d) Hambatan-hambatan apa saja yang dijumpai
selama pelaksanaan program dan kemungkinan jika program dilanjutkan ?
d. Product
Evaluation (Evaluasi Produk/Hasil)
Sax (1980 : 598) dalam Eko Putro Widoyoko memberikan pengertian evaluasi
produk/hasil adalah “ to allow to project director (or techer) to make
decision of program “. Dari evaluasi proses diharapkan dapat membantu
pimpinan proyek atau guru untuk membuat keputusan yang berkenaan dengan
kelanjutan, akhir, maupun modifikasi program. Sementara menurut Farida Yusuf
Tayibnapis (2000 : 14) dalam Eko Putro Widoyoko menerangkan, evaluasi produk
untuk membantu membuat keputusan selanjutnya, baik mengenai hasil yang telah
dicapai maupun apa yang dilakukan setelah program itu berjalan.
Dari pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpuan bahwa, evaluasi produk
merupakan penilaian yang dilakukan guna untuk melihat ketercapaian/ keberhasilan
suatu program dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Pada
tahap evaluasi inilah seorang evaluator dapat menentukan atau memberikan
rekomendasi kepada evaluan apakah suatu program dapat dilanjutkan,
dikembangkan/modifikasi, atau bahkan dihentikan. Pada tahap evaluasi ini
diajukan pertanyaan evaluasi sebagai berikut :
a) Apakah
tujuan-tujuan yang ditetapkan sudah tercapai ?
b) Pernyataan-pernyataan
apakah yang mungkin dirumuskan berkaitan antara rincian proses dengan
pencapaian tujuan ?
c) Dalam
hal apakah berbagai kebutuhan siswa sudah dapat dipenuhi selama proses
pemberian makanan tambahan (misalnya variasi makanan, banyaknya ukuran makanan,
dan ketepatan waktu pemberian) ?
d) Apakah
dampak yang diperoleh siswa dalam waktu yang relatif panjang dengan adanya
program makanan tambahan ini ?
Kelebihan dan Kekurangan Model Evaluasi CIPP
Menurut Eko Putro Widoyoko model evaluasi CIPP lebih komprehensif
diantara model evaluasi lainnya, karena objek evaluasi tidak hanya pada hasil
semata tetapi juga mencakup konteks, masukan, proses, dan hasil. Selain
kelebihan tersebut, di satu sisi model evaluasi ini juga memiliki keterbatasan,
antara lain penerapan model ini dalam bidang program pembelajaran dikelas
mempunyai tingkat keterlaksanaan yang kurang tinggi jika tidak adanya
modifikasi.
B. Desain Evaluasi Proses Pembelajaran
No
|
Informasi yang dibutuhkan
|
Indikator
|
Sumber Data
|
Alat
|
Keterangan
|
1.
|
Mengetahui keefektifan strategi pembelajaran yang dipilih dan pergunakan
oleh guru.
|
·
Kompetensi dasar tercapai sesui dengan KKM.
·
Keterlaksanaan strategi pembelajaran.
|
·
Guru
·
Siswa
·
Kepala sekolah
·
Staf akademik
·
Orang tua
|
·
Observasi, diskusi, wawancara.
·
Dokumen nilai, angket.
·
Wawancara, diskusi.
·
Wawancara, diskusi
·
Angket
|
·
Keterlaksanaan pembelajaran.
·
Sikap siswa, tanggapan siswa terhadap strategi yang diterapkan.
·
Kelancaran strategi yang diterapkan.
·
Tanggapan terhadap trategi yang diterapkan.
·
Tanggapan tentang strategi yang diterapkan
|
2.
|
Mengetahui persiapan guru dan siswa dalam mengikuti proses penambahan jam
pelajaran.
|
·
Kesiapan guru dalam proses penambahan jam pelajaran.
·
Kesiapan siswa dalam proses penambahan jam pelajaran.
|
·
Guru
·
Siswa
|
·
Observasi, wawancara, diskusi.
·
Observasi, dokumen.
|
·
Aktivitas guru, ketepatan materi.
·
Aktivitas siswa, hasil pembelajaran.
|
3.
|
Mengetahui hubungan proses belajar mengajar dengan program penambahan jam
pelajaran.
|
·
Kesesuaian antara RPP dengan proses belajar.
·
Kesesuaian antara materi yang
diajarkan dengan RPP.
·
Kesesuian antara media pembelajaran dengan kompetensi.
·
Pengelolahan kelas.
·
Kesesuian antara strategi dengan
RPP.
·
Kesesuaian antara strategi dengan kompetensi.
|
·
Guru
·
Siswa
·
Kepala sekolah
·
Staf akademik
·
Orang tua
|
·
Dokumen, wawancara, diskusi, observasi.
·
Observasi, angket.
·
Wawancara, diskusi.
·
Wawancara, diskusi.
·
Angket
|
·
Terlaksananya proses belajar mengajar dan sesuai dengan komponen
pembelajaran.
·
Tanggapan tentang terlaksananya proses belajar mengajar.
·
Kelancaran penggunaan/penerapan komponen pembelajaran.
·
Tanggapan tentang terlaksananya proses belajar mengajar.
·
Tanggapan tentang terlaksananya proses belajar mengajar.
|
C.
Instrumen Penilaian
1.
Lembar Observasi
Observasi
merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah
lakuya. Secara umum observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan
(data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.
Contoh lembar observasi yaitu:
Petunjuk
:
a. Amati
aktivitas guru di kelas dalam melaksanakan proses pembelajaran!
b. Tuliskanlah
hasil pengamatan pada tempat yang telah disediakan !
No
|
Aspek yang diamati
|
Deskripsi Hasil Pengamatan
|
A
|
Perangkat Pembelajaran
|
|
|
1. Kurikulum
Tingkat Satuan Pembelajaran
|
.
|
2. Silabus
|
|
|
3. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
|
|
|
B
|
Proses Pembelajaran
|
|
|
1. Membuka pelajaran
|
|
2. Penyajian materi
|
|
|
3. Metode pembelajaran
|
|
|
4. Penggunaan bahasa
|
|
|
5. Penggunaan waktu
|
|
|
6. Cara memotivasi siswa
|
|
|
7. Teknik penguasaan kelas
|
|
|
8. Penggunaan media
|
|
|
9. Bentuk dan cara evaluasi
|
|
|
10. Menutup
pelajaran
|
|
|
C
|
Perilaku siswa
|
|
|
1. Perilaku siswa di dalam kelas
|
|
2. Perilaku siswa di luar kelas
|
|
2. Angket
Pada
dasarnya angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang
yang akan diukur (responden). Pada
umumnya tujuan penggunaan anngket atau kuesioner dalam proses pembelajaran
terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik
sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar
mereka.
Angket
sebagai alat penilaian nontes dapat dilaksanakan secara langsung maupun secara
tidak langsung. Dilaksanakan secara langsung apabila angket itu diberikan kepada
anak yang dinilai atau dimintai keterangan sedangkan dilaksanakan secara tidak
langsung apabila nagket itu diberikan kepada orang untuk dimintai keterangan
tentang keadaan orang lain. Misalnya diberikan kepada orangtuanya, atau
diberikan kepada temannya.
Contoh lembar angket untuk siswa, yaitu:
Petujuk :
a.
Amati aktivitas guru di kelas dalam
melaksanakan proses dan interaksi belajar-mengajar!
b.
Tuliskanlah tanda cek pada kolom K
(kurang), C (cukup), B (baik), AB (amat baik) sesuai keadaan yang anda amati!
No
|
INDIKATOR
|
K
|
C
|
B
|
AB
|
1
|
Guru
membuka pelajaran
|
|
|
|
|
2
|
Guru
mengabsen /menyebut nama
|
|
|
|
|
3
|
Guru
mengevaluasi materi pelajaran
dan pertemuan sebelumnya
|
|
|
|
|
4
|
Suara
guru jelas
|
|
|
|
|
5
|
Guru
memakai media
|
|
|
|
|
6
|
Guru
memakai alat peraga
|
|
|
|
|
7
|
Guru
sering bertanya kepada siswa
|
|
|
|
|
8
|
Pertanyaan
guru diajukan ke perorangan
|
|
|
|
|
9
|
Pertanyaan
guru diajukan kepada kelas
|
|
|
|
|
11
|
Guru
memberikan tugas rumah
|
|
|
|
|
12
|
Sikap
guru serius
|
|
|
|
|
13
|
Sikap
guru santai
|
|
|
|
|
14
|
Guru
menulis di papan tulis
|
|
|
|
|
16
|
Guru
sering berjalan ke belakang, ke samping dan ke tengah
|
|
|
|
|
17
|
Guru
membuat rangkuman pelajaran
|
|
|
|
|
18
|
Kejelasan
guru dalam menjelaskan suatu materi
|
|
|
|
|
19
|
Penguasaan
materi guru
|
|
|
|
|
20
|
Tingkat
pemahaman yang diperoleh dalam mengikuti pembelajaran
|
|
|
|
|
21
|
Variasi
dalam pembelajaran
|
|
|
|
|
22
|
Waktu
yang digunakan guru optimal
|
|
|
|
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam mengevaluasi proses penambahan jam pelajaran di SMP
BOPKRI GODEAN penulis menggunakan model CIPP (Context,
Input, Process, Product) yang dikembangkan oleh Daniel Stufflebeam. Model
CIPP adalah model evaluasi yang memandang program yang dievaluasi sebagai
sebuah sistem.
Dalam evaluasi proses penambahan jam pelajaran di SMP
BOPKRI GODEAN penulis mengamati strategi yang digunakan, serta kesesuian
kurikulum, silabus dan RPP pada proses penambahan jam pelajaran tersebut.
B.Saran
Untuk meningkatkan mutu proposal evaluasi proses
penambahan jam pelajaran di SMP BOPKRI GODEAN ini penulis meminta saran dan
kritik para pembaca. Supaya penyusunan proposal ini terlaksana dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program
Pembelajaran : Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik,
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009)
2.
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin, Evaluasi
Program Pendidikan : Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan
Praktisi Pendidikan, cetakan ketiga, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009)
3.
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran :
Prinsip, Teknik, dan Prosedur, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009)
4.
Hamid Hasan, Evaluasi Kurikulum,
cetakan kedua, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009)
izin save ya mbak. terimakasih
BalasHapus