Selasa, 20 Maret 2012

Contoh Laporan Observasi


LAPORAN OBSERVASI  PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA
DI SMP PGRI KASIHAN
Disusun untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah Teknologi Pembelajaran Matematika
Dosen pengampu: Dra.MM Endang Susetiyawati, M.P
Disusun oleh:
Juryanti (09144100041)
Kelas  : 4A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
TAHUN 2010/201

 
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan hidayah dan karunia-Nya sehingga laporan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran ini dapat terselesaikan. Laporan ini disusun sebagai tugas mandiri mata kuliah Teknologi Pembelajaran Matematika dari hasil kegiatan observasi di SMP PGRI KASIHAN Bantul, Yogyakarta.
Namun, penulis menyadari laporan ini tidak dapat tersusun dan terselesaikan dengan baik tanpa  bantuan dari berbagai pihak, Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1.        Agus Supriyanto, M.Pd  selaku kepala sekolah SMP PGRI KASIHAN yang berkenan memberikan ijin untuk mengadakan observasi di sekolah tersebut.
2.        Ibu Anjarwati, S.pd selaku guru matematika kelas VII yang telah bersedia menjadi objek pengamatan sekaligus narasumber untuk observasi.
3.        Dra. M.M.Endang Susetyowati, M.pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak bimbingan dan dukungan bagi penyusun.
4.        Orang tua yang telah memberikan dukungan baik material maupun spiritual.
5.        Khusni Salamah dan Indah Puspita Dewi selaku teman sejawat yang telah bekerja sama dalam kegiatan observasi.
6.        Teman- teman yang banyak memberikan masukkan dan informasi, juga kepada semua pihak yang tidak dapat  disebutkan satu per satu.
Saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan laporan observasi ini karena penulis menyadari bahwa laporan observasi ini masih banyak kekurangan. Semoga laporan observasi ini memberi manfaat bagi pembacanya.
Yogyakarta, 12 Mei 2011
Penulis



 
 

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
B.     Tujuan Observasi
C.     Pelaksanaan Observasi
D.    Rumusan Masalah
BAB II : PEMBAHASAN
A.    Kondisi Proses Pembelajaran Matematika di SMP PGRI KASIHAN
B.     Faktor yang Mempengaruhi Proses Pembelajaran Matematika di SMP PGRI KASIHAN
C.     Cara Meningkatkan Keaktifan Siswa SMP PGRI KASIHAN dalam Proses Belajar
BAB III : PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRA



 


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, setiap jenjang pendidikan mulai dari TK, SD, SMP, SMA sampai Perguruantinggi pelajaran matematika selalu diberikan. Matematika diberikan kepada siswa untuk membantu siswa agar tertata nalarnya, terbentuk kepribadian nya serta trampil menggunakan matematika dan penalarannya dalam kehidupan kelak (Soedjadi, 2000). Ketercapain tujuan  pembelajaran pendidikan dapat dilihat dari hasil belajar matematika. Hasil belajar bergantung pada bagaimana cara  guru mengajar  dan aktivitas siswa sebagai pelajar.  Guru sebagai pengajar sekaligus pendidik harus bisa memahami karakter setiap siswa dan kondisi lingkungan belajar, baik dalam penggunaan strategi, metode, dan model pembelajaran yang tepat sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Walaupun setiap sekolah pasti memiliki masalah dalam  proses pembelajaran matematika baik yang bersumber dari guru, siswa maupun lingkungan sekolah. Sehingga tergantung bagaimana sekolah dalam mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran tersebut. Sehingga proses pembelajaran matematika bisa terlaksana secara optimal. Hasil belajar matematika yang diharapkan setiap sekolah adalah hasil belajar matematika yang mencapai ketuntasan belajar matematika siswa. Siswa dikatakan tuntas belajar matematika apabila nilai hasil belajar matematika siswa telah mencapai  Kriteria Ketuntasan Minimal  (KKM) yang ditetapkan sekolah (Depdiknas,2006).





 
 


B.     Tujuan Observasi
Tujuan dari dilakukan penelitian tentang proses pembelajaran matematika di SMP PGRI KASIHAN, Bantul Yogyakarta yaitu:

a.       Untuk mengetahui kondisi sekolah SMP PGRI KASIHAN dalam proses pembelajaran matematika.
b.      Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa SMP PGRI KASIHAN dalam menguasai pelajaran matematika.
c.       Untuk mengetahui permasalahan yang ada di SMP PGRI KASIHAN dan bagai mana cara menyelesaikannya sehingga tidak terdapat lagi masalah.


C.    Pelaksanaan Observasi
Observasi dilakukan selama tiga hari di sekolah SMP PGRI KASIHAN, Bantul Yogyakarta yaitu:
1.      Observasi hari pertama
Tanggal : Rabu, 13 April 2011
Waktu   : 07.00-08.20 WIB
Kelas     : VIIA
Materi  : Konsep segitiga yang meliputi pengertian segitiga dan sifat-sifat segitiga istimewah.
2.      Observasi hari kedua
Tanggal : Jumat, 15 April 2011
Waktu   : 07.00-07.40 WIB
Kelas     : VIIA
Materi   :Jenis-jenis segitiga berdasarankan sudut dan berdasarkan sisa, serta mencari sudut jika salah satu sudut diketahui.
 
                                            
3.      Observasi hari ketiga
Tanggal : Rabu, 11 Mei 2011
Waktu   : 07.00-08.20 WIB
Kelas     : VIIA
Materi    : Cara melukis segitiga
             


D.    Rumusan Masalah
Bagaimana cara membuat siswa lebih aktif dan tertarik  dengan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru?






 
 

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Kondisi Proses Pembelajaran Matematika di SMP PGRI KASIHAN
Proses pembelajaran matematika di SMP PGRI KASIHAN pada kelas VIIA, baik dari segi siswa maupun guru cukup baik. Materi yang disampaikan guru kepada siswa sudah berdasarkan silabus. Dan proses pembelajaran yang diberikan kepada siswa selama satu minggu yaitu tiga jam (satu jam 40 menit). Selain itu guru dalam menyampaikan materi kepada siswa sangat jelas sehingga mudah dimengerti oleh siswa. Walaupun siswa sering mengalami kejenuhan dalam mengikuti pelajaran. Hal ini karena guru dalam mengajar kurang bervariasi, sehingga siswa merasa bosan jika sistem pengajaran yang diterapakan guru hanya itu saja.
 Dalam proses belajar siswa tidak aktif, walaupun guru dalam mengajar sangat aktif . Siswa hanya mendengarkan apa yang dijelaskan guru, mereka kurang berani untuk menyampaikan pendapatnya. Mereka hanya berinteraksi jika guru melontarkan pertanyaan dan menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Setelah menjelaskan satu topik materi, guru memberikan ulangan kepada siswa. Jika ada siswa yang nilainya tidak mencapai kreteria ketentuan minimal (KKM), maka siswa tersebut harus mengikuti remidial. Jika setelah remidial nilai siswa belum juga mencapai kriteri ketentuan minimal (KKM)  maka siswa yang bersangkutan dikasih tugas individu. Tapi dari seluruh jumlah siswa hanya sedikit siswa yang tidak mencapai kreteria ketentuan minimum (KKM).





4
 
 

B.     Faktor yang Mempengaruhi Proses Pembelajaran Matematika di SMP PGRI KASIHAN
Setiap sekolah pasti memiliki masalah tentang proses pembelajaran baik pelajaran matematika maupun pelajaran lainnya. Di  laporan observasi ini akan membahas tentang proses pembelajaran matematika.
Setiap masalah pasti dipengaruhi oleh faktor-faktor, baik dari guru, siswa ataupun lingkungan belajar.
Di sekolah SMP PGRI KASIHAN, khususnya kelas VII A memiliki masalah dalam proses pembelajaran matematika. Masalah yang timbul disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
1.      Faktor  siswa
Dari segi siswa, siswa kelas VIIA kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini karena tidak adanya kepercayaan diri yang tinggi yang dimiliki siswa. Sehingga mereka hanya mengikuti apa kata guru, mereka tidak memiliki keberanian untuk bertanya atau menyampaikan pendapatnya.
2.      Faktor guru
Guru dalam menyampaikan materi kepada siswa sangat jelas. Hal ini karena guru sangat aktif dalam mengajar dan suara guru yang sangat nyaring sehingga bisa di dengar oleh seluruh siswa. Tetapi siswa  kurasng tertarik dalam mengikuti pelajaran, hal ini karena guru dalam menyampaikan materi kurang bervariasi sehingga siswa mengalami kejenuhan dalam mengikuti pelajaran.
3.      Faktor lingkungan belajar
Faktor lingkungan juga mempengaruhi siswa dalam belajar, baik keadaan kelas maupun teman sejawat. Keadaan kelas VII A  kurang mendukung, yaitu suasana di dalam ruang kelas panas. Sehingga akan membuat siswa tidak konsentrasi dalam belajar. Selain itu juga dipengaruhi oleh sikap siswa yang menonjol di kelas. Mereka suka asyik sendiri jika guru lagi menjelaskan materi.






5
 




 
 

C.    Cara Meningkatkan Keaktifan Siswa SMP PGRI KASIHAN dalam  Proses Belajar
Siswa di kelas VIIA SMP PGRI KASIHAN kurang aktif. Hal ini terlihat dalam proses belajar mengajar. Siswa tidak pernah bertanya atau menyampaikan pendapatnya dalam  proses belajar. Siswa hanya berinteraksi jika guru yang meminta, yaitu jika guru melontarkan pertanyaan dan meminta siswa untuk menjawab. Sehingga untuk meningkatkan keaktifan siswa, selain guru menggunakan metode tanya jawab dan metode cerah dalam proses belajar mengajar. Guru juga harus menggunakan metode diskusi dan metode inquiry. Yang mana setiap metode memiliki kelebihan dan kelemahan, oleh karena itu maka kita harus menyesuaikan metode yang digunakan berdasarkan materi yang diajarkan, kondisi kelas maupun siswa.
1.      Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinyakomunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru.
2.      Metode Ceramah
Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini senantiasa bagus bila pengunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung alat dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunannya. Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakanoleh setiap guru atau instruktur.



 


3.      Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998). Karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.
4.      Metode Inquiry
Metode Inquiry yaitu suatu teknik atau cara yanag digunakan untuk mengajar di depan kelas. Adapun pelaksanaanya sebagai berikut : guru memberi tugas meneliti sesuatu masalah di kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan. Kemudian mereka mempelajari, meneliti atau membahas tugasnya di dalam kelompok.
Jika guru juga menggunakan metode diskusi dan metode inquiry, maka siswa yang tidak memiliki sikap percaya diri yang tinggi dalam mengemukakan pendapatnya. Dalam kelompok diskusi mereka akan lebih aktif karena, mereka bisa bertukar pikiran dengan teman sejawatnya. Sehingga suasana dalam proses belajar belajar akan ramai karena siswa berperan aktif.
Selain guru harus menggunakan metode diskusi dan metode inquiry dalam proses belajar mengajar. Guru dalam menyampaikan materi harus bervariasi sehingga siswa tidak merasa bosan dalam belajar. Yaitu dalam menyampaikan materi segitiga, guru bisa membuat bentuk-bentuk segitiga dengan menggunakan kertas origami. Sehigga jika dipandang mata akan lebih menarik, dan dalam mengikuti pelajaran siswa akan semangat. 




 
 

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Keaktifan siswa dalam proses belar dipengaruhi dari metode  pembelajaran yang dipilih oleh guru dan bagaimana cara guru membuat siswa tertarik dalam mengikuti pelajaran. Maka guru dalam menyampaikan materi kepada siswa harus berfariasi. Jika siswa menyenangi pelajaran yang diberikan oleh guru, maka siswa akan semangat dan aktif dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru. Sehingga guru harus bisa memahami kondisi belajar maupun siswa yang akan diajar. Sehingga siswa bisa mengikuti proses pembelajaran dengan baik.


B.     Saran
Dalam menentukan metode pembelajaran, guru harus mempertimbangkan materi yang diajarkan, keadaan siswa dan kondisi kelas. Walaupun materi yang diajarkan oleh guru kepada siswa sudah sesuai dengak silabus. Tapi guru harus membuat materi tersebut lebih menarik, sehingga bisa membuat siswa tertarik dalam mengikuti proses belajar.



 
 

DAFTAR PUSTAKA
N.K, Roestiyah.1990.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:Rineka Cipta.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Media Prenada.



















9
 
 


LAMPIRAN
LEMBAR OBSERVASI
Nama Guru     : Anjarwati
Mata Pelajaran : Matematika
Observer           : Juryanti
Tanggal            : 13 dan 15 April 2011, 11 Maret 201
No
Kreteria Guru
1.
Kejelasan dalam menerangkan
Selain guru menguasai materi yang diajarkan kepada siswa, dalam menyampaikan materi suara guru sangat nyaring sehingga terdengar jelas oleh seluruh siswa. Selain itu susuan materi yang disampaikan kepada siswa berurutan mulai dari konsep materi, contoh soal sampai memberikan latihan.
2.
Interaksi dengan siswa
Guru berinteraksi dengan siswa melalui tanya jawab. Guru sering melontarkan pertanyaan kepada siswa, guru juga sering menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan tersebut. Jika siswa tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut, maka guru meminta siswa untuk menyebutkan bagian mana yang dia tidak mengerti. Kemudian guru akan menjelaskan sekali lagi materi yang diajarkan tersebut.
3.
Suasana kegiatan belajar mengajar
Suasana kegiatanan belajar mengajarnya santai dan menyenangkan. Suasana dikelas menjadi semangat, selain guru yang semangat dalam mengajar, guru juga sering membangkitkan semangat siswa jika siswa jenuh dalam belajar. Cara guru dalam membangkitkan semangat siswa yaitu menceritakan pengalamannya sewaktu masih sekolah.
4.
Sikap guru terhadap penguasan materi siswa
10
 
Guru akan menjelaskan materi sampai dengan contoh soal. Untuk mengetes kemampuan siswa, maka guru melontarkan pertanyaan. Jika tidak satupun siswa yang menjawab, maka guru akan menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut. Jika siswa tetap tidak bisa menjawab, maka guru akan menjelaskan materi yang dipelajari tersebut dalam bentuk contoh soal.
5.
Perlakuan guru terhadap heterogenitas siswa
Setiap siswa memiliki skil yang berbeda, ini bisa di pengaruhi dari keturunan atau kerena belajar. Di kelas VIIA SMP PGRI KASIHAN, juga ada siswa yang pintar dan ada juga siswa yang biasa aja. Sehingga guru harus bisa mengatasi perpedaan setiap siswa. Guru banyak memberikan perhatian kepada siswa yang kurang bisa. Bentuk perhatian yaitu dengan menunjuk siswa yang kurang bisa dalam belajar atau guru menghampiri  meja siswa ketika guru telah menjelaskan materi.
6.
Penerapan prinsip pembelajaran di kelas
Prinsip yang diterapkan guru di kelas yaitu prinsip umpan balik. Prinsip umpan balik yaitu guru melontarkan pertanyaan dan meminta siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut.
7.
Pemanfatan pelajaran yang digunakan
Guru memanfatkan pembelajaran secara efektif, baik dalam penyampaian isi materi maupun waktu pembelajaran. Selama jam pelajaran guru memanfatkan waktu untuk menyampaikan materi sampai contoh soal, dan jika ada waktu lagi  maka guru akan memberikan latihan atau kuis.

Mengetahui,
Guru mata pelajaran                                                         Pengamat



Anjarwati                                                                          Juryanti
11
 
                                                                                          NPM 09144100041
LAPORAN OBSERVASI  PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA
DI SMP PGRI KASIHAN
Disusun untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah Teknologi Pembelajaran Matematika
Dosen pengampu: Dra.MM Endang Susetiyawati, M.Pd.








Disusun oleh:
Juryanti (09144100041)
Kelas  : 4A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
TAHUN 2010/2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan hidayah dan karunia-Nya sehingga laporan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran ini dapat terselesaikan. Laporan ini disusun sebagai tugas mandiri mata kuliah Teknologi Pembelajaran Matematika dari hasil kegiatan observasi di SMP PGRI KASIHAN Bantul, Yogyakarta.
Namun, penulis menyadari laporan ini tidak dapat tersusun dan terselesaikan dengan baik tanpa  bantuan dari berbagai pihak, Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1.        Agus Supriyanto, M.Pd  selaku kepala sekolah SMP PGRI KASIHAN yang berkenan memberikan ijin untuk mengadakan observasi di sekolah tersebut.
2.        Ibu Anjarwati, S.pd selaku guru matematika kelas VII yang telah bersedia menjadi objek pengamatan sekaligus narasumber untuk observasi.
3.        Dra. M.M.Endang Susetyowati, M.pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak bimbingan dan dukungan bagi penyusun.
4.        Orang tua yang telah memberikan dukungan baik material maupun spiritual.
5.        Khusni Salamah dan Indah Puspita Dewi selaku teman sejawat yang telah bekerja sama dalam kegiatan observasi.
6.        Teman- teman yang banyak memberikan masukkan dan informasi, juga kepada semua pihak yang tidak dapat  disebutkan satu per satu.
Saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan laporan observasi ini karena penulis menyadari bahwa laporan observasi ini masih banyak kekurangan. Semoga laporan observasi ini memberi manfaat bagi pembacanya.
Yogyakarta, 12 Mei 2011
Penulis

i
 
 

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah......................................................................1
B.     Tujuan Observasi.................................................................................2
C.     Pelaksanaan Observasi........................................................................2
D.    Rumusan Masalah................................................................................3
BAB II : PEMBAHASAN
A.    Kondisi Proses Pembelajaran Matematika di SMP PGRI KASIHAN..........................................................................................4
B.     Faktor yang Mempengaruhi Proses Pembelajaran Matematika di SMP PGRI KASIHAN................................................................................5
C.     Cara Meningkatkan Keaktifan Siswa SMP PGRI KASIHAN dalam Proses Belajar.......................................................................................6
BAB III : PENUTUP
A.    Kesimpulan...........................................................................................8
B.     Saran.....................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................9
LAMPIRAN..........................................................................................................10






ii
 
 


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, setiap jenjang pendidikan mulai dari TK, SD, SMP, SMA sampai Perguruantinggi pelajaran matematika selalu diberikan. Matematika diberikan kepada siswa untuk membantu siswa agar tertata nalarnya, terbentuk kepribadian nya serta trampil menggunakan matematika dan penalarannya dalam kehidupan kelak (Soedjadi, 2000). Ketercapain tujuan  pembelajaran pendidikan dapat dilihat dari hasil belajar matematika. Hasil belajar bergantung pada bagaimana cara  guru mengajar  dan aktivitas siswa sebagai pelajar.  Guru sebagai pengajar sekaligus pendidik harus bisa memahami karakter setiap siswa dan kondisi lingkungan belajar, baik dalam penggunaan strategi, metode, dan model pembelajaran yang tepat sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Walaupun setiap sekolah pasti memiliki masalah dalam  proses pembelajaran matematika baik yang bersumber dari guru, siswa maupun lingkungan sekolah. Sehingga tergantung bagaimana sekolah dalam mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran tersebut. Sehingga proses pembelajaran matematika bisa terlaksana secara optimal. Hasil belajar matematika yang diharapkan setiap sekolah adalah hasil belajar matematika yang mencapai ketuntasan belajar matematika siswa. Siswa dikatakan tuntas belajar matematika apabila nilai hasil belajar matematika siswa telah mencapai  Kriteria Ketuntasan Minimal  (KKM) yang ditetapkan sekolah (Depdiknas,2006).



1
 
 


B.     Tujuan Observasi
Tujuan dari dilakukan penelitian tentang proses pembelajaran matematika di SMP PGRI KASIHAN, Bantul Yogyakarta yaitu:

a.       Untuk mengetahui kondisi sekolah SMP PGRI KASIHAN dalam proses pembelajaran matematika.
b.      Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa SMP PGRI KASIHAN dalam menguasai pelajaran matematika.
c.       Untuk mengetahui permasalahan yang ada di SMP PGRI KASIHAN dan bagai mana cara menyelesaikannya sehingga tidak terdapat lagi masalah.


C.    Pelaksanaan Observasi
Observasi dilakukan selama tiga hari di sekolah SMP PGRI KASIHAN, Bantul Yogyakarta yaitu:
1.      Observasi hari pertama
Tanggal : Rabu, 13 April 2011
Waktu   : 07.00-08.20 WIB
Kelas     : VIIA
Materi  : Konsep segitiga yang meliputi pengertian segitiga dan sifat-sifat segitiga istimewah.
2.      Observasi hari kedua
Tanggal : Jumat, 15 April 2011
Waktu   : 07.00-07.40 WIB
Kelas     : VIIA
Materi   :Jenis-jenis segitiga berdasarankan sudut dan berdasarkan sisa, serta mencari sudut jika salah satu sudut diketahui.



2
 
                                            
3.      Observasi hari ketiga
Tanggal : Rabu, 11 Mei 2011
Waktu   : 07.00-08.20 WIB
Kelas     : VIIA
Materi    : Cara melukis segitiga
             


D.    Rumusan Masalah
Bagaimana cara membuat siswa lebih aktif dan tertarik  dengan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru?




















3
 
 

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Kondisi Proses Pembelajaran Matematika di SMP PGRI KASIHAN
Proses pembelajaran matematika di SMP PGRI KASIHAN pada kelas VIIA, baik dari segi siswa maupun guru cukup baik. Materi yang disampaikan guru kepada siswa sudah berdasarkan silabus. Dan proses pembelajaran yang diberikan kepada siswa selama satu minggu yaitu tiga jam (satu jam 40 menit). Selain itu guru dalam menyampaikan materi kepada siswa sangat jelas sehingga mudah dimengerti oleh siswa. Walaupun siswa sering mengalami kejenuhan dalam mengikuti pelajaran. Hal ini karena guru dalam mengajar kurang bervariasi, sehingga siswa merasa bosan jika sistem pengajaran yang diterapakan guru hanya itu saja.
 Dalam proses belajar siswa tidak aktif, walaupun guru dalam mengajar sangat aktif . Siswa hanya mendengarkan apa yang dijelaskan guru, mereka kurang berani untuk menyampaikan pendapatnya. Mereka hanya berinteraksi jika guru melontarkan pertanyaan dan menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Setelah menjelaskan satu topik materi, guru memberikan ulangan kepada siswa. Jika ada siswa yang nilainya tidak mencapai kreteria ketentuan minimal (KKM), maka siswa tersebut harus mengikuti remidial. Jika setelah remidial nilai siswa belum juga mencapai kriteri ketentuan minimal (KKM)  maka siswa yang bersangkutan dikasih tugas individu. Tapi dari seluruh jumlah siswa hanya sedikit siswa yang tidak mencapai kreteria ketentuan minimum (KKM).



4
 
 

B.     Faktor yang Mempengaruhi Proses Pembelajaran Matematika di SMP PGRI KASIHAN
Setiap sekolah pasti memiliki masalah tentang proses pembelajaran baik pelajaran matematika maupun pelajaran lainnya. Di  laporan observasi ini akan membahas tentang proses pembelajaran matematika.
Setiap masalah pasti dipengaruhi oleh faktor-faktor, baik dari guru, siswa ataupun lingkungan belajar.
Di sekolah SMP PGRI KASIHAN, khususnya kelas VII A memiliki masalah dalam proses pembelajaran matematika. Masalah yang timbul disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
1.      Faktor  siswa
Dari segi siswa, siswa kelas VIIA kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini karena tidak adanya kepercayaan diri yang tinggi yang dimiliki siswa. Sehingga mereka hanya mengikuti apa kata guru, mereka tidak memiliki keberanian untuk bertanya atau menyampaikan pendapatnya.
2.      Faktor guru
Guru dalam menyampaikan materi kepada siswa sangat jelas. Hal ini karena guru sangat aktif dalam mengajar dan suara guru yang sangat nyaring sehingga bisa di dengar oleh seluruh siswa. Tetapi siswa  kurasng tertarik dalam mengikuti pelajaran, hal ini karena guru dalam menyampaikan materi kurang bervariasi sehingga siswa mengalami kejenuhan dalam mengikuti pelajaran.
3.      Faktor lingkungan belajar
Faktor lingkungan juga mempengaruhi siswa dalam belajar, baik keadaan kelas maupun teman sejawat. Keadaan kelas VII A  kurang mendukung, yaitu suasana di dalam ruang kelas panas. Sehingga akan membuat siswa tidak konsentrasi dalam belajar. Selain itu juga dipengaruhi oleh sikap siswa yang menonjol di kelas. Mereka suka asyik sendiri jika guru lagi menjelaskan materi.

5
 

 
 

C.    Cara Meningkatkan Keaktifan Siswa SMP PGRI KASIHAN dalam  Proses Belajar
Siswa di kelas VIIA SMP PGRI KASIHAN kurang aktif. Hal ini terlihat dalam proses belajar mengajar. Siswa tidak pernah bertanya atau menyampaikan pendapatnya dalam  proses belajar. Siswa hanya berinteraksi jika guru yang meminta, yaitu jika guru melontarkan pertanyaan dan meminta siswa untuk menjawab. Sehingga untuk meningkatkan keaktifan siswa, selain guru menggunakan metode tanya jawab dan metode cerah dalam proses belajar mengajar. Guru juga harus menggunakan metode diskusi dan metode inquiry. Yang mana setiap metode memiliki kelebihan dan kelemahan, oleh karena itu maka kita harus menyesuaikan metode yang digunakan berdasarkan materi yang diajarkan, kondisi kelas maupun siswa.
1.      Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinyakomunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru.
2.      Metode Ceramah
Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini senantiasa bagus bila pengunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung alat dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunannya. Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakanoleh setiap guru atau instruktur.





6
 
 


3.      Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998). Karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.
4.      Metode Inquiry
Metode Inquiry yaitu suatu teknik atau cara yanag digunakan untuk mengajar di depan kelas. Adapun pelaksanaanya sebagai berikut : guru memberi tugas meneliti sesuatu masalah di kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan. Kemudian mereka mempelajari, meneliti atau membahas tugasnya di dalam kelompok.
Jika guru juga menggunakan metode diskusi dan metode inquiry, maka siswa yang tidak memiliki sikap percaya diri yang tinggi dalam mengemukakan pendapatnya. Dalam kelompok diskusi mereka akan lebih aktif karena, mereka bisa bertukar pikiran dengan teman sejawatnya. Sehingga suasana dalam proses belajar belajar akan ramai karena siswa berperan aktif.
Selain guru harus menggunakan metode diskusi dan metode inquiry dalam proses belajar mengajar. Guru dalam menyampaikan materi harus bervariasi sehingga siswa tidak merasa bosan dalam belajar. Yaitu dalam menyampaikan materi segitiga, guru bisa membuat bentuk-bentuk segitiga dengan menggunakan kertas origami. Sehigga jika dipandang mata akan lebih menarik, dan dalam mengikuti pelajaran siswa akan semangat. 


7
 
 

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Keaktifan siswa dalam proses belar dipengaruhi dari metode  pembelajaran yang dipilih oleh guru dan bagaimana cara guru membuat siswa tertarik dalam mengikuti pelajaran. Maka guru dalam menyampaikan materi kepada siswa harus berfariasi. Jika siswa menyenangi pelajaran yang diberikan oleh guru, maka siswa akan semangat dan aktif dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru. Sehingga guru harus bisa memahami kondisi belajar maupun siswa yang akan diajar. Sehingga siswa bisa mengikuti proses pembelajaran dengan baik.


B.     Saran
Dalam menentukan metode pembelajaran, guru harus mempertimbangkan materi yang diajarkan, keadaan siswa dan kondisi kelas. Walaupun materi yang diajarkan oleh guru kepada siswa sudah sesuai dengak silabus. Tapi guru harus membuat materi tersebut lebih menarik, sehingga bisa membuat siswa tertarik dalam mengikuti proses belajar.






8
 
 

DAFTAR PUSTAKA
N.K, Roestiyah.1990.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:Rineka Cipta.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Media Prenada.

















9
 
 


LAMPIRAN
LEMBAR OBSERVASI
Nama Guru     : Anjarwati
Mata Pelajaran : Matematika
Observer           : Juryanti
Tanggal            : 13 dan 15 April 2011, 11 Maret 201
No
Kreteria Guru
1.
Kejelasan dalam menerangkan
Selain guru menguasai materi yang diajarkan kepada siswa, dalam menyampaikan materi suara guru sangat nyaring sehingga terdengar jelas oleh seluruh siswa. Selain itu susuan materi yang disampaikan kepada siswa berurutan mulai dari konsep materi, contoh soal sampai memberikan latihan.
2.
Interaksi dengan siswa
Guru berinteraksi dengan siswa melalui tanya jawab. Guru sering melontarkan pertanyaan kepada siswa, guru juga sering menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan tersebut. Jika siswa tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut, maka guru meminta siswa untuk menyebutkan bagian mana yang dia tidak mengerti. Kemudian guru akan menjelaskan sekali lagi materi yang diajarkan tersebut.
3.
Suasana kegiatan belajar mengajar
Suasana kegiatanan belajar mengajarnya santai dan menyenangkan. Suasana dikelas menjadi semangat, selain guru yang semangat dalam mengajar, guru juga sering membangkitkan semangat siswa jika siswa jenuh dalam belajar. Cara guru dalam membangkitkan semangat siswa yaitu menceritakan pengalamannya sewaktu masih sekolah.
4.
Sikap guru terhadap penguasan materi siswa
10
 
Guru akan menjelaskan materi sampai dengan contoh soal. Untuk mengetes kemampuan siswa, maka guru melontarkan pertanyaan. Jika tidak satupun siswa yang menjawab, maka guru akan menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut. Jika siswa tetap tidak bisa menjawab, maka guru akan menjelaskan materi yang dipelajari tersebut dalam bentuk contoh soal.
5.
Perlakuan guru terhadap heterogenitas siswa
Setiap siswa memiliki skil yang berbeda, ini bisa di pengaruhi dari keturunan atau kerena belajar. Di kelas VIIA SMP PGRI KASIHAN, juga ada siswa yang pintar dan ada juga siswa yang biasa aja. Sehingga guru harus bisa mengatasi perpedaan setiap siswa. Guru banyak memberikan perhatian kepada siswa yang kurang bisa. Bentuk perhatian yaitu dengan menunjuk siswa yang kurang bisa dalam belajar atau guru menghampiri  meja siswa ketika guru telah menjelaskan materi.
6.
Penerapan prinsip pembelajaran di kelas
Prinsip yang diterapkan guru di kelas yaitu prinsip umpan balik. Prinsip umpan balik yaitu guru melontarkan pertanyaan dan meminta siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut.
7.
Pemanfatan pelajaran yang digunakan
Guru memanfatkan pembelajaran secara efektif, baik dalam penyampaian isi materi maupun waktu pembelajaran. Selama jam pelajaran guru memanfatkan waktu untuk menyampaikan materi sampai contoh soal, dan jika ada waktu lagi  maka guru akan memberikan latihan atau kuis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar